Tersengat hangat mentari, tertimbun kemalasan yang tak berarti
Jeritan anak kecil meraung memimnta “bakwan”
Selalu, dan menjadi kebiasaan
Juga sebagi alarm pagi yang penuh keamalasan...
Pagi, terasa berarti atau bak mati suri
Pagi, akankah esok kami dapat berjumpa lagi?
Meski balutan koran selalu tertempel
Meski kemalasan yang tersegel...
Akankah hudup ini kan berarti
Mengapa kami terus seperti ini?
Hari-hari kami tak secerah pagi, padahal
Kami kan menanti angan keceriaan...
Duhai pagi
Duhai mentari
Duhai kegelapan yang telah padam
Duhai kemalasan...
Kami kan terus menjadi yang tak kau harapkan
Kami terbaring, jauh di bawah angan,
Angan kami terbang menelusuri gerbang kehidupan
Namun, kami tak mampu dan kan mengecewakan...
Kerap jalanan ini kan menjadi kisah sejati
Di negeri yang penuh tebaran permata kehidupan
Jangankan pendidikan, jeritan sang perut kelaparan tak di dengarkan
Inilah kami, mati di negeri dengan kekayaan syurgawi...
Kami tak haus kehormatan jua kekuasaan
Harap kami, pinta kami, hanya ingin di kabulkan
Pandanglah kami dengan penuh senyuman
Senyuman ketulusan...
ILHAM RAMDONI
Jeritan anak kecil meraung memimnta “bakwan”
Selalu, dan menjadi kebiasaan
Juga sebagi alarm pagi yang penuh keamalasan...
Pagi, terasa berarti atau bak mati suri
Pagi, akankah esok kami dapat berjumpa lagi?
Meski balutan koran selalu tertempel
Meski kemalasan yang tersegel...
Akankah hudup ini kan berarti
Mengapa kami terus seperti ini?
Hari-hari kami tak secerah pagi, padahal
Kami kan menanti angan keceriaan...
Duhai pagi
Duhai mentari
Duhai kegelapan yang telah padam
Duhai kemalasan...
Kami kan terus menjadi yang tak kau harapkan
Kami terbaring, jauh di bawah angan,
Angan kami terbang menelusuri gerbang kehidupan
Namun, kami tak mampu dan kan mengecewakan...
Kerap jalanan ini kan menjadi kisah sejati
Di negeri yang penuh tebaran permata kehidupan
Jangankan pendidikan, jeritan sang perut kelaparan tak di dengarkan
Inilah kami, mati di negeri dengan kekayaan syurgawi...
Kami tak haus kehormatan jua kekuasaan
Harap kami, pinta kami, hanya ingin di kabulkan
Pandanglah kami dengan penuh senyuman
Senyuman ketulusan...
ILHAM RAMDONI
0 comments:
Posting Komentar