Rabu, 26 September 2012

Mahasiswa, Mau Jadi Apa?




Gemerlap suka cita atas metamorfosis kehidupan berangkat menuju peningkatan status. Putih abu-abu kini berganti. “Totalitas Perjuangan” menyambut dan menggema. “Mahasiswa” bukan sekedar “siswa” karena menunjukkan julukan tertinggi atas penyematan kata “maha”. Syukur alhamdulillah.


“Selamat Datang di Kampus Perjuangan” merupakan jejeran sambutan yang semakin menguatkan langkah perlahan menjadi percepatan menuju gerbang kehidupan, taburan ilmu, dan pengalaman. Sandingan kata world class university dan kebahagiaan orang tua menyebabkan haru bahagia memuncak. Lantas, apa yang akan diperbuat?


Resolusi mantap tanpa cacat mengawali hari baru dan semangat mencapai. Langkah tanpa ragu, namun kadang bingung menuju. Ya, itulah Mahasiswa Baru (maba), sebaru jaket kuning dengan makara berbeda. Kini makara putih dipilih, rumpun humaniora digeluti. Lantas, siapkah kalian?


Kampus bukan sekolah, Kawan. Heterogenitas di dalam menjadi pembeda suasana. Kehidupan kampus, seperti jalan bercabang, dapat dipilih sebagai jalan terbaik untuk kehidupan ke depan atau tidak. Tiap jalan memiliki karakter dan pembentukan pribadi yang memengaruhi pergerakan aktivitas. Ya, kehidupan kampus dalam kampus kehidupan.


Karakter mahasiswa yang muncul berkembang semakin beragam. Istilah “kura-kura”, “kupu-kupu”, hingga “kunang-kunang” bukan sebatas sebutan. Kura-kura mengandung arti kuliah-rapat-kuliah-rapat. Kupu-kupu berarti kuliah-pulang-kuliah-pulang. Kunang-kunang disematkan untuk mahasiswa yang gemar kuliah-nangkring-kuliah-nangkring. Masing-masing karakter memiliki peranan berbeda yang senantiasa beriringan dan mewarnai geliat kehidupan kampus tanpa rehat. Mahasiswa berhak memilih jalan karakter.


Untuk menentukan arah tujuan, berikut jalan yang mungkin dapat kawan-kawan jadikan pilihan. Tipe pertama kupu-kupu. Kupu-kupu di sini bukan berarti mahasiswa yang senantiasa memamerkan keindahan dari yang dimiliki, melainkan kuliah-pulang yang menjadi fokus mahasiswa dengan kuliah dan aktivitas yang mendukung keilmuan. Kata "pulang" memang tidak selamanya berhubungan dengan keilmuan, namun biasanya prestasi akademik tipe ini tidak diragukan lagi. Sejalan teori pergerakan kampus, karakter ini membentuk mahasiswa sebagai iron stock dengan berbagai bidang keilmuan yang digeluti. Lantas, apa kekurangan yang tampak? Kekurangan karakter ini akan menimbulkan stigma mendasar ketika kata "K" diganti dengan "C" yang berati "Cupu" karena aktivitas berkutat pada orientasi belajar hingga luput dari pergaulan aktivitas lain di kampus. Mau jadi kupu-kupu?


Kura-kura mungkin bisa menjadi pilihan selanjutnya. Bergerak, bertindak, dan merepresentasikan aktivitas mahasiswa merupakan label bagi “kura-kura”. Karena sibuk organisasi, teori pergerakan seakan menjadi mata kuliah pilihan. Agen of change digadang demi perubahan. Aktivis organisasi disematkan pada karakter mahasiswa kuliah-rapat-kuliah-rapat. Biasanya, mahasiswa ini memiliki tingkat popularitas tinggi dengan posisi strategis dalam organisasi yang diikuti. Aktivitas luar kuliah menjadi prioritas, hasilnya kuliah terlepas sehingga dikenal sebagai mahasiswa dengan nilai akademik pas. Apa mau jadi kura-kura?


Tipe mahasiswa selanjutnya kunang-kunang. Seperti kunang-kunang sungguhan yang hinggap di tempat yang diinginkan, tipe ini biasa beraksi setelah jam perkuliahan dengan mencari tempat-tempat hiburan atau bersenang-senang sehingga tidak salah kalau kata “nangkring” disematkan. Yakin jadi kunang-kunang?


Pilihan ada di tangan kalian. Cari alasan terbaik dalam menentukan pilihan. Selamat datang di kampus perjuangan, siapkan diri untuk menentukan arah kehidupan dari sekarang. Jangan menyesal di akhir episode kehidupan dari kampus idaman.


"Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari kemarin, ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, ia termasuk orang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, ia termasuk orang beruntung" (H.R. Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar