
Pagi ini aku dan isteriku aksyik menikmati indahnya pagi. Indahnya pagi terasa dengan kemesraan kami berdua.
“Abi, ini si Kecil udah sering nendang-nendang perut ummi”
“Wah, calon anak Sholeh udah mulai beraksi”
Aku mendekatkan telingaku ke perut isteriku yang sedang mengandung besar, dan sudah masuk bulannya. Setelah itu aku cium perut isteriku lalu memandang wajah isteriku dengan penuh bangga dan syukur.
“Ummi, Alhamdulillah Abi baru saja dapat rezeki dari Allah untuk kelahiran calon mujahid kita”
“Alhamdulillah” jawab singkat isteriku ditambah dengan senyuman penuh cinta
“InsyaAllah nanti siang Abi mau ajak Ummi ke tempat perlengkapan calon mujahid kita”
“Alhamdulillah, makasih ya Bi”
Kicau burung pagi itu seakan mengabarkan kebahgian kami kepada dunia. Ketika asyik aku menikmati pagi ini, terdengar suara dari balik daun pintu di luar
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” jawab kami yang kala itu sedang menikmati teh pagi,
“ummi, coba lihat siapa di luar!” pintaku ke isteri tercinta,
“iya Bi,” jawabnya penuh ketaatan.
Terdengar dari luar isteriku mempersilahkan orang di sana untuk masuk ke rumah, tak beberapa lama kemudian isteriku menghampiriku dan mempersilahkan aku untuk menemani orang di sana.
“Abi, di ruang tamu ada pak Ruslan, Mau bertemu abi”
“ Kira-kira ada apa ya mi?” Tanyaku penuh heran
“ Abi temui aja, ummi siapkan minumannya”,
Dengan sigap, aku temui orang di sana yang ternyata benar, orang itu bernama Ruslan munidi, dan bisanya aku panggil Pak Ruslan. Beliau adalah Salah satu jamaah di majlis taklim yang dimana aku dipercaya sebagai pengajar bahasa arab, di samping itu aku juga sering berdiskusi tentang berbagai ilmu agama kepada beliau, dan beliau pun sangat tertarik akan hal itu, biasanya ba’da sholat maghrib Pak Ruslan sering mendekatiku dengan sekantong pertanyaan-pertanyaan. Tanpa mau menggurui aku lantas menjawab dengan metode diskusi dengan beliau. Begitulah kedekatanku padanya, dan bagiku wajar pagi ini pak Ruslan berkunjung untuk bersillaturrahim, meski aku tak begitu tahu apa maksud kedatangannya.
“Assalamualikum Pak” Salam hangatku di pagi ini,
“Waalaikumsalam ustadz” jawabnya dengan ketulusan,
Aku mencoba mempersilahkan beliau untuk duduk, dan memulai pembicaraan dengan menanyakan kabarnya, dan kondisi isterinya yang beberapa hari belakangan ini isteri beliau sedang sakit. Dengan pertanyaanku tadi, beliau tak lantas menjawabnya dan hanya terdiam, tak beberapa lama aku mencoba mencairkan suasana.
“Ummi, tehnya”
“Iya Bi, ini sedang di bawa.”
Dengan sigap, beliau pun mengeluarkan suaranya
“Ga usah repot-repot bu ustadzah”
“Sudah kewajiban pak, Kan termasuk bagian dari memuliakan tamu”, sanggah isteriku.
“Iya Bi, ini sedang di bawa.”
Dengan sigap, beliau pun mengeluarkan suaranya
“Ga usah repot-repot bu ustadzah”
“Sudah kewajiban pak, Kan termasuk bagian dari memuliakan tamu”, sanggah isteriku.
Dua cangkir teh hangat terhidang sudah di hadapan kami dengan beberapa gorengan pagi buatan isteriku.
“ Sudah berapa bulan bu ustadzah?” tanya Pak Ruslan ke isteriku dengan maksud menanyakan keadaan kehamilan isteriku.
“ Sudah bulannya Pak, Insya Allah dalam waktu dekat ini.”
“Alhamdulillah, berarti Pak Ustadz sebentar lagi punya momongan nih?”
“Amin” jawabku, “Mohon doanya ya pak, supaya di beri kelancaran”, pintaku kembali
“InsyaAllah Ustadz”
“Ayo di minum tehnya pak”
“Iya, makasih ustadz”
Aku mengawali dengan beberapa tegukan teh hasil buatan isteriku tercinta. Kulihat pak Ruslan sesegara mengikutiku. Tegukan demi tegukan teh hangat membasahi dahaga kami berdua.
“Jadi begini utadz, kedatangan saya kesini ingin meminta tolong sama ustadz.”
“Apakah ustadz mau membantu saya?” tambahnya
“InsyaAllah, dengan senang hati Pak”
“Saya ingin meminjam uang untuk biaya operasi isteri saya ustadz, kemarin dokter menyarankan agar mengoperasi sakit yang diderita oleh isteri saya”
“InsyaAllah saya bisa bantu Pak, bukankah Allah telah meyuruh hambanya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan ”
Pagi itu juga, aku memberikan uang untuk keluarga Pak Ruslan untuk operasi isterinya dan kurasa Pak Ruslan memang sangat membutuhkan uang itu daripada keluargaku, walaupun seharusnya uang itu aku gunakan untuk biaya kelahiran isteriku. Tapi aku yakin Allah Maha kaya, dan akan memberikan keputusan yang terbaik.
“Terimakasih Ustadz, semoga Allah memberkahi kehidupan ustadz sekeluarga”
“Amin”
“Salam untuk Isteri dan keluarga ya Pak, Syafakallah semoga Allah mengangkat penyakit isteri bapak”
“Amin, InsyaAllah ustadz”, ucap pak Ruslan sambil ijin pamit
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam”
***
“ Sudah bulannya Pak, Insya Allah dalam waktu dekat ini.”
“Alhamdulillah, berarti Pak Ustadz sebentar lagi punya momongan nih?”
“Amin” jawabku, “Mohon doanya ya pak, supaya di beri kelancaran”, pintaku kembali
“InsyaAllah Ustadz”
“Ayo di minum tehnya pak”
“Iya, makasih ustadz”
Aku mengawali dengan beberapa tegukan teh hasil buatan isteriku tercinta. Kulihat pak Ruslan sesegara mengikutiku. Tegukan demi tegukan teh hangat membasahi dahaga kami berdua.
“Jadi begini utadz, kedatangan saya kesini ingin meminta tolong sama ustadz.”
“Apakah ustadz mau membantu saya?” tambahnya
“InsyaAllah, dengan senang hati Pak”
“Saya ingin meminjam uang untuk biaya operasi isteri saya ustadz, kemarin dokter menyarankan agar mengoperasi sakit yang diderita oleh isteri saya”
“InsyaAllah saya bisa bantu Pak, bukankah Allah telah meyuruh hambanya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan ”
Pagi itu juga, aku memberikan uang untuk keluarga Pak Ruslan untuk operasi isterinya dan kurasa Pak Ruslan memang sangat membutuhkan uang itu daripada keluargaku, walaupun seharusnya uang itu aku gunakan untuk biaya kelahiran isteriku. Tapi aku yakin Allah Maha kaya, dan akan memberikan keputusan yang terbaik.
“Terimakasih Ustadz, semoga Allah memberkahi kehidupan ustadz sekeluarga”
“Amin”
“Salam untuk Isteri dan keluarga ya Pak, Syafakallah semoga Allah mengangkat penyakit isteri bapak”
“Amin, InsyaAllah ustadz”, ucap pak Ruslan sambil ijin pamit
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam”
***
“Abi, kita jadi ke toko perlengkapan kelahiran untuk si kecil ini” tanya isteriku
“Ummi, Allah Maha Kaya”, jawabku
Bersambung…
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar