FORMASI FIB UI

Semangat Menebar Manfaat

SUPER PSDM SALAM UI 16

Saudara Selamnya

KELAS B SASTRA ARAB UI 2010

Semangat kebersamaan yang meneguhkan hingga kelas begitu nyaman

PELANGI JAKARTA

Tak Tergantikan

MUSLIM ANGKATAN FIB UI 2010

Tetap Menjalin Ukhuwwah

Jumat, 24 Februari 2012

Allah Ingin Melihat Ikhtiarku



Subhanallh
Walhamdulillah
Wallahu Akbar

Sekejap bulu kuduk ini merinding di tengah rasa kaharuan yang mendalam, tak ku sangka bahkan sampai saat ini pun, aku mengangap ini semua sebuah mimpi yang yang indah dengan taburan kenikmatan yang tiada tara dari-Nya. Ya, memang inilah salah satu jalan yang kuandalkan, ku harapkan meski ku yakin saat itu “masih banyak jalan bagi mereka yang bersunguh-sungguh” untuk mengejar keinginan untuk kuliah. Disinilah ku berada dan disinilah aku bernaung, entah berapa banyak perjuangan tuk sampai saat ini, dan aku sadar perjuangan yang  ku lakukan ini bukanlah apa-apa, dibanding perjuangan orang lain yang dibelahan dunia sana. Satu kata ALHAMDULILLAH.

Senin, 06 Februari 2012

"Ketika pena tak lagi bertinta"







Terukir sebuah kata,

Tersusun penuh makna,

Berbingkai penuh metafora,

Dirangkai penuh rasa,.

Menanti






Terdiam,tak tahu dan hanya terdiam,
Semilir angin menghujam,
Peluh rasa akan sebuah harapan,
Senyuman berakhir kenangan,

Rasa rindu tak tertahan,
Bak raga tiada nyawa,
Menghantui dan terus terhantui,
Menghibur tiada arti,

Virus itu....??






Ya memang virus itu, virus klasik, bergulir menyerang metabolisme keteguhan dimana sistem keimanan teruji,.!

"Akh, tolong ane, tolong jaga ane, semenjak ane terjangkit(belum terkena) virus itu, ane serasa jauh dari keistiqomahan diri, Bantu ane, jaga ane,."

Pesan pendek, yang masuk dalam list inbox ku, yang bagian dari saudaraku ini, "qodoyah akh, kita keluarga, sudah sepantasnya saling membantu" jawabku.

"Ketika sang pemberi informasi tak berdaya lagi"

Sudah satu bulan lamanya, TV dirumah tak lagi bersuara, tak lagi bercerita, tak lagi menampakan seluk isi dunia di luar sana.

Jauh sebelum benda rectangular umumnya, tercipta akan sebuah mahakarya, dunia terasa hampa, sebatas kolosal belaka.

Hikmah akan pudarnya penghubung sumber informasi, betapa kurasa saat ini, meski terkadang bosan menghampiri, hiburan berdaya tak ku temui. Info sebatas kejadian terkini tak membayangi fikiran, fenomena gejala, baik sosial, budaya, politik, agama hingga komponen kehidupan lainya tak menyelimuti


"ketika langkah kami terhenti di pintu gerbang sekolah sendiri"

Kami bukanlah mereka yang tak haus akan ilmu,.
Kami bukanlah mereka yang datang tuk sekedar mengisi waktu,.
Kami bukanlah mereka,. Dan kami bukanlah mereka,.

Wahai kau pahlawan yang kini tertempel tanda jasa untuk mu, "Duhai guruku",.
Kami menyadari, kami berdiri disekolah ini dengan bayang-bayang kedisiplinan,. Dengan bingkai peraturan,.
Kami menyadari, dan kami menyadari itu,.
Kami dapat melihat dan kami pun dapat membaca "don't come late again tomorrow",
kami sadari itu duhai guruku,.
Dan kami pun ingin kesadaranmu,. telah jelas prolog diatas "kami bukanlah mereka"


Syukur Alhamdulillah

Tepat pukul 04.00 pagi, suara indah penuh lantunan kalammullah terdengar sayup menggetarkan hatiku hingga tergeraknya raga ini yg berimbas pula terbangun'a diriku dari lelap'a istirahatku malam ini,.


Syukur alhamdulillah betapa indah'a karunia sang Maha Indah, memesona penuh intrik kekagumanku pada-MU ya Rabb, taburan bintang teman sang bulan, memancarkan sinar hasil pantulan sang raja siang,.

Kemanakah "ia" mau pergi?


"Bingkai cerita pagi, penuh variasi, tak pernah berhenti,."

Sejenak lantunan syair keluar dari mulutnya, ya.. Pagi itu dimulai dengan semangat mengebu, secerah pagi, sehangat mentari yang kini malu tuk menunjukan jati diri, perlahan namun pasti, detik berdetak tak pelak bagai pompa darah, begitulah jantung manusia,.
Hirupan napas kombinasi sesejuk waktu syuruk,.

INI TENTANG KAMPUNGKU, KAWAN!!! (Part 1, Merantau di kampung Sendiri)







“Merantau di kampung sendiri”, begitu kata ibuku. Yaa, aku mencoba meresapi apa yang ibuku katakan itu, memang aku kini sedang merantau, tetapi di kampung sendiri, kawan. Tak perlu menyebrangi pulau, tak perlu mengarungi samudera bahkan tak perlu lebaran untuk kembali ke kampung halaman. Di sinilah aku merantau, di sebuah kota dengan keindahan heterogenitas penduduk yang ada, di kota yang kini sedang mencari identitas budayanya, entah bingung ataukah memang tidak ada, bagiku kota ini mempunyai budayanya yang berbeda, perpaduan budaya ibu kota yang notabenenya betawi dengan budaya sunda yang memang kota ini berada di provinsi Jawa Barat.

Minggu, 05 Februari 2012

Aku Rindu Kamu, Duhai Sepakbola!!!

Gawang seakan memanggilku,
Rerumputan kembali bertanya, dimanakah dirimu??
Dan bahkan si kulit bundar pun menanti tendanganku.

Setahun sudah ikrarku terucap, kini kerinduan ku padanya duhai sepakbola, bak perpisahan seorang ibu dengan anaknya yang telah berpuluh tahun lamanya tak bertemu. Sekejap ku mengenang masa-masa itu, sehari tanpa bola bagai puisi tanpa sajak, ya... Seperti itulah,